Monday, May 27, 2013

Harapan Kecil untuk Pak Ridwan Kamil Apabila Ditakdirkan Menjadi Walikota Bandung

Saya lahir di rumah sakit yang jaraknya hanya 450 meter dari Balai Kota Bandung, sekolah—mulai dari SD sampai Universitas—selalu di Kota Bandung, tempat bermain saya sebagian besar berlokasi di kota Bandung, dengan kata lain banyak kegiatan yang saya habiskan di Kota Bandung. Maka dari itu, sepertinya tidak berlebihan apabila saya melabeli diri sebagai orang Bandung.

Sangat menarik melihat ada seorang akedemisi berani maju menjadi calon walikota. Lebih menarik lagi beliau adalah seorang arsitek dan aktivis. Ya, beliau adalah Pak Ridwan Kamil. Melongok fanfage beliau di FB, https://www.facebook.com/pages/Ridwan-Kamil-Oded-M-Danial-untuk-Kota-Bandung/437676849640106?id=437676849640106&sk=info jadi bertambah pengetahuan saya tentang siapa beliau dan prestasi apa saja yang sudah beliau raih.Beliau tidak hanya berprestasi di dalam negri, tapi di kancah internasional juga. Satu kata yang terucap, MENGAGUMKAN! Namun, terlepas dari itu ada satu hal yang lebih menarik perhatian saya, keahliannya di bidang arsitektur.

Miris selama ini saya melihat jalanan di kota Bandung yang bisa dikatakan sistem drainasenya buruk. Benak saya sering kali dipenuhi pikiran, “Apakah ini para pengembang atau para perancang bangunan (atau apa istilah tepatnya) di Kota Bandung tidak pernah merancang bangunan lengkap dengan saluran pembuangan yang sesuai? Misalnya, di kawasan Sukajadi, di Mall yang paling iconic di Kota Bandung, PVJ. Apabila diberi hujan jalan di depan Mall tersebut berubah menjadi sungai. Dari sudut pandang saya yang awam sepertinya itu dikarenakan selokan yang kecil dan dangkal, serta ukurannya yang tidak sama di sepanjang jalan Sukajadi itu.

Contoh lain, saat saya melewati kawasan Cibaduyut, saya melihat ada beberapa bangunan yang di depannya ada selokan, tapi beberapa bangunan di sebelahnya tidak ada selokan. Mungkin ini salah satu penyebab di kawasan itu sering dilanda banjir.Ya, selain sampah juga yang menjadi faktor utama lainnya dari banjir dan memperburuk drainase yang mungkin sudah buruk. Namun, saya rasa masalah sampah bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah, karena masih banyak juga masyarakat yang mungkin merasa tidak bersalah membuang sampah ke jalan. Ya, mungkin mereka yang berpikiran begitu sederhana, bahwa sampah kecil, seperti bungkus permen, kuntung rokok, dll., kalau dibuang di jalan bukan masalah besar.

Kembali ke sistem drainase, saya rasa ini salah satu tanggung jawab pemerintah berkaitan dengan tata kota mungkin. Pastinya Pak RK akan lebih paham, melihat beliau adalah seorang arsitek, bagaimana parit-parit, selokan, atau gorong yang tepat dan sesuai untuk suatu bangunan. Karena menurut pemikiran awam saya saluran pembuangan merupakan satu kesatuan dari sebuah bangunan atau jalan.

Saya membayangkan apabila Tuhan mengijinkan Pak RK menjadi walikota 2013-2018 nanti akan mengubah Bandung menjadi kota dengan sistem drainase yang baik. Ya, itu mimpi kecil saya terhadap Bapak Arsitektur yang sedang memulai perjuangan menjadi kepala daerah kota tercinta ini. Selebihnya biar masyarakat kota Bandung lainnya yang melengkapi mimpi-mimpi indah tentang kota ini untuk diwujudkan Pak Walikota—insya Allah, Pak RK.

Semoga kita bersama-sama, yang dipimpin Pak RK mampu menyusun Kota Bandung yang telah berserakkan ini menjadi lebih kota yang teratur dan nyaman layaknya susunan batu bata rapih di Kota Baru Parahyangan, bangunan masjid Al Irsyad. Walaupun saya tidak bisa memilih, tapi saya mendoakan Pak Ridwan Kamil ditakdirkan Tuhan sebagai Walikota Kota Bandung periode ini.

Read More ...

A Simple Answer for Many Questions of Learning English Literature

Why in English literature major, the students are asked to learn literary criticism? Why are we asked to think in their notions? Why are we asked to criticize others works? Why are we asked to questions the ideology of everything? These questions surrounded my mind. I questioned aims of literary criticism. In the middle of my questions I found an answer for every question, yeah, a simple answer. I think, literature teach us to be more sensitive, to be able to think in other thoughts. So that it makes us wiser, not directly judge people based on our opinion, but considering every hidden possibility. Yeah, finally I start to feel a benefit of learning English literature. I hope I can apply it in my life.

Read More ...